Pohon Pinus merkusii Jungh. et de Vriese adalah jenis tanaman pinus yang tumbuh asli di wilayah Indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan dengan nama “Tusam” di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan oleh seorang ahli botani dari Jerman Dr. F. R. Junghuhn.
Pinus termasuk kategori tanaman cepat tumbuh (fast growing species). Terlebih lagi, pohon pinus tidak memerlukan syarat-syarat tempat tumbuh yang khusus. Sehingga mudah untuk dibudidayakan termasuk pada tempat yang kering.
Keunggulan-keunggulan di atas menjadikan tumbuhan ini cocok untuk penghijauan dan reboisasi.
Pohon pinus sangat cocok untuk penghijauan dan reboisasi karena mudah beradaptasi dan hutan pinus memiliki peran besar mencegah erosi, longsor dan banjir di daerah pegunungan dan lereng
Pohon pinus termasuk kayu kelas kuat V dan kelas awet IV. Saat ini, pinus berstatus rawan (vulnerable) berdasarkan IUCN red list.
Tidak hanya kayunya saja yang dapat dimanfaatkan, getah yang dihasilkan pinus merkusii ini juga dapat diolah menjadi gondorukem dan terpentin.
Kedua hasil olahan destilasi getah pinus ini sangat bermanfaat sebagai bahan baku di berbagai industri. Oleh karena itu, pohon ini memiliki potensi ekonomi besar untuk dibudidayakan.
Klasifikasi (Taksonomi) Pinus
Kingdom | Plantae | |
Divisi | Spermatophyta | |
Subdivisi | Coniferophyta | |
kelas | Pinopsida | |
Ordo | Pinales | |
Famili | Pinacease | |
Genus | Pinus | |
Spesies | Pinus merkusii |
Tabel taksonomi pohon Pinus merkusii Jungh. et de Vriese asli Indonesia.
Manfaat Pinus
Pohon pinus termasuk salah satu pohon kaya manfaat yang semua bagiannya bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Tak hanya kayunya saja, bagian lain seperti getahnya juga banyak sekali dipakai dalam kegiatan industri dan yang lainnya.
Berikut ini beberapa pemanfaatan pohon pinus di Indonesia yaitu:
1. Kayu Pinus
Kayu pinus merupakan salah satu kayu yang ringan, sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan pembuatan perabotan rumah. Selain itu, kayu pinus juga sering dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan batang korek api, tiang listrik, kayu lapis, mainan anak-anak, dan kertas.
Di pasaran, kayu pinus dijual dengan berbagai macam ukuran dan satuan bentuk, mulai dari batangan, lembaran, kubikan, hingga gelondongan.
2. Getah Pohon Pinus
Getah pinus sudah banyak diincar karena manfaatnya yang sangat banyak. Untuk mendapatkan getah tersebut, perlu dilakukan penyadapan pohon pinus untuk mengalirkan getahnya, baik dengan cara pengeboran atau hanya dikoaki.
Setelah dikoaki, penyadap biasanya akan menaruh penadah, baik itu berupa batok kelapa maupun kaleng-kaleng kecil. Setelah wadah penuh, getah akan dipindahkan ke drum besar untuk ditampung dan siap diolah.
Beberapa produk yang bisa dihasilkan dari pengolahan getah pinus ini antara lain adalah bahan campuran cat, tinta, sabun, vernis, pelapis ban, dan plastik.
Selain itu, fraksi cair dari getah pinus ini dimanfaatkan sebagai bahan pengencer dan pelarut dan juga sebagai desinfektan serta minyak. Terlebih lagi, jenis getah yang dihasilkan pinus merkusii ini juga dapat diolah menjadi gondorukem dan terpentin.
Ekstrak dari getah pohon pinus ini sangat khas karena tidak bisa dijumpai oleh jenis hasil hutan lainnya dan memiliki kualitas tiada duanya.
3. Wisata Hutan Pinus
Selain pemanfaatan langsung dari pinus itu sendiri, adanya pohon-pohon pinus yang tumbuh tinggi menjulang membentuk kanopi juga bisa dijadikan destinasi wisata. Saat ini wisata semacam ini sangat diminati semenjak maraknya swafoto dan media sosial.
Pemandangan alami hutan pinus yang ditambah polesan warna-warni payung dan ornamen lain akan sangat indah jika dijadikan sebagai latar foto yang mengundang banyak wisatawan untuk datang.
Pohon pinus termasuk investasi masa depan untuk membangun negeri lebih baik lagi. Untuk itu setelah mengetahui ciri-ciri pohon pinus dan apa saja manfaatnya, penting untuk Sahabat agar memiliki kesadaran untuk menjaga kelestarian pohon pinus ini.
4. Pinus Cocok untuk Reboisasi
Pinus merkusii Jungh et de Vriese merupakan jenis primadona (60%) yang ditanam dalam Program Penyelamatan Hutan, Tanah dan Air khususnya kegiatan reboisasi dan penghijauan oleh pemerintah melalui Kementerian Kehutanan yang telah dilaksanakan sejak era tahun 60-an.
Pemilihan jenis pinus tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: tersedianya benih cukup banyak, laju pertumbuhannya cepat bahkan dapat menjadi jenis pionir dan dapat tumbuh pada lahan-lahan yang marginal.
Penanaman Pinus secara luas tidak menjadi penyesalan karena hasil dari kegiatan baik reboisasi maupun penghijauan tersebut tergolong sukses membentuk tegakan pinus yang banyak menambah devisa negara dan meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa sampai sekarang.
Tombol Adopsi Sekarang